MADRASAH DI INDONESIA DAN MADRASAH BAGI INDONESIA

Kebijakan pemerintah untun subsidi bagi sekolah madrasah terutama tingkat sekolah menengah atas madrasah aliah sangatlah jauh berbeda dengan sma misal madrasah aliah pertahunnya disubsidi RP 4.000 sedangkan smu di subsidi sekitar RP 400.000, bedanya sekitar 100 %, kesenjangan lainnya terlihat dan terasa jelas dalam hal penyediaan guru oleh pemerintah.

Madrasah seolah-olah sebagai komunitas yang tak terperhatikan, terabaikan, sempat pula dianggap sebagai bagian dari " produsen teroris ! apakah negara ini telah lupa atau emang melupakan bahwa founding father negeri ini di lahirkan dari madrasah ? H. Agus Salim, Moh. Hatta, Tjokroaminoto, Wahid Hassyim, Hamka, dan sejumlah pendiri bangsa ini adalah alumni madrasah.

sejarah madrasah
madrasah adlah saksi perjuangan pendidikan yang tak kenal henti. Pada jaman penjajahan Belanda madrasah didirikan untuk semua warga.Sejarah mencatat , Madrasah pertama kali berdiri di Sumatram, Madrasah Adabiyah ( 1908, dimotori Abdullah Ahmad), tahun 1910 berdiri madrasah Schoel di Batusangkar oleh Syaikh M. Taib Umar, kemudian M. Mahmud Yunus pada 1918 mendirikan Diniyah  Schoel sebagai lanjutan dari Madrasah schoel, Madrasah Tawalib didirikan Syeikh Abdul Karim Amrullah di Padang Panjang (1907). lalu, Madrasah Nurul Uman didirikan H.  Abdul Somad di Jambi.

Madrasah berkembang di jawa mulai 1912. ada model madrasah pesantren NU dalam bentuk Madrasah Awaliyah, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Mualimin Wustha, dan Muallimin  Ulya ( mulai 1919), ada madrasah yang mengaprosiasi sistem pendidikan  belanda plus, seperti muhammadiyah ( 1912) yang mendirikan Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Muallimin, Mubalighin, dan Madrasah Diniyah. Ada juga model AL-Irsyad ( 1913) yang mendirikan Madrasah Tajhiziyah, Muallimin dan Tahassus, atau model Madrasah PUI di Jabar yang mengembangkan madrasah pertanian, itulah singkat tentang sejarah madrasah di indonesia.

Dari jaman penjajahan, orde lama, orde baru, era repormasi sampai era sby, nasib madrasah di indonesia sangatlah memperihatinkan dan seolah-olah di anaktirikan oleh pemerintah, padahal ada banyak sekali elit politik yang duduk di kursi DPR, MPR, ISTANA dan lembaga kebijakan negara lainnya yang lahir dan berlatar belakang dari madrasah, lulusan madrasah tidak bisa di pandang sebelah mata atau juga di anggap remeh, justru lulusan-lulusan madrasah memiliki nilai lebih bukan saja karen faktor agama yang diperdalam tapi banyak faktor lainnya..

masa depan madrasah

saat ini, di Indonesia terdapat 38 ribu madrasah , setiap tahunnya, madrasah meluluskan dua ratus ribu siswa, tapi tak 10 % nya melanjutkan kuliah karena keterbatasan dana, hanya sekitar 20 % yang gurunya PNS, sementara yang NON-PNS tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah, apakah 5,5 juta siswa madrasah dan 456.281 guru madrasah ini bukan warga negara indonesia sehingga mendapat perlakuan yang berbeda  ?



1 comment:

  1. Artikelnya bagus, ini yg saya cari-cari lho..
    Thanx yach.

    ReplyDelete